🥉 Kedudukan Orang Yang Berilmu

Hasilpenelitian ini menyatakan bahwa kedudukan orang yang berilmu menurut Buya Hamka ada dua golongan yaitu pertama; kedudukan orang berilmu yang ditinggikan derajatnya, ialah orang yang menuntut ilmu dengan niat yang lurus karena Allah semata serta mengamalkan ilmunya untuk mendapat keridhaan-Nya. AYAT-ayat Al-Quran tentang ilmu menegaskan betapa pentingnya dalam agama islam. ilmu mendahului amal. Ilmu harus menjadi pondasi bagi setiap amal yang dilakukan seseorang. Karena jika suatu amal yang dikerjakan tanpa landasan ilmu akan menjerumuskan seseorang kedalam kesalahan beramal. Itulah mengapa islam memandang aktifitas menuntut ilmu sebagai kewajiban sepanjang hayat bagi setiap muslim HR. Ibnu Majah. Dengan ilmu, maka seseorang akan mengetahui hukum dari setiap amal perbuatan. Selain itu juga, seseorang akan mampu menunaikan tugasnya sebagai hamba Allah dengan sebaik-baiknya, karena didasari ilmu. Allah SWT melemparkan pertanyaan kepada kita dalam surat Az-Zumar ayat 9, sebuah pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban, namun sebagai sindiran bahwa tidak ada kesamaan antara posisi orang yang berilmu dengan yang tidak berilmu. Allah juga menjanjikan akan mengangkat derajat orang yang beriman dan berilmu sampai beberapa derajat Al-Mujadilah 11. Demikianlah kedudukan dan keistimewaan orang yang berilmu, ia memperoleh kemuliaan dari sisi Allah, di dunia dan kelak di akhirat. Dikutip dari halaman Mutiaraislam, berikut Ayat-ayat Al-Quran tentang ilmu. Ayat-ayat Al-Quran Tentang Ilmu An-Nahl 43 Ilustrasi. foto unsplash وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ إِلَّا رِجَالًا نُوحِي إِلَيْهِمْ فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ “Dan Kami tidak mengutus sebelum engkau Muhammad, melainkan orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka. Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.” Ayat-ayat Al-Quran Tentang Ilmu Thaha 114 فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ وَلَا تَعْجَلْ بِالْقُرْآنِ مِنْ قَبْلِ أَنْ يُقْضَى إِلَيْكَ وَحْيُهُ وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا “Maka Mahatinggi Allah, sebenar-benarnya Raja. Dan janganlah engkau Muhammad tergesa-gesa membaca Al-Qur’an sebelum selesai diwahyukan kepadamu, dan katakanlah, “Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu kepadaku. ” BACA JUGA Tidur Sehat Sesuai Anjuran Nabi, Ini 6 Caranya Ayat-ayat Al-Quran Tentang Ilmu Yunus 5 هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ مَا خَلَقَ اللَّهُ ذَلِكَ إِلَّا بِالْحَقِّ يُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ “Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan waktu. Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda kebesaran-Nya kepada orang-orang yang mengetahui.” Ayat-ayat Al-Quran Tentang Ilmu Al-Kahfi 66 قَالَ لَهُ مُوسَى هَلْ أَتَّبِعُكَ عَلَى أَنْ تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا “Musa berkata kepadanya, “Bolehkah aku mengikutimu supaya engkau mengajarkan kepadaku ilmu yang benar yang telah diajarkan kepadamu untuk menjadi petunjuk?” Ayat-ayat Al-Quran Tentang Ilmu An-Naml 15 وَلَقَدْ آتَيْنَا دَاوُودَ وَسُلَيْمَانَ عِلْمًا وَقَالَا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي فَضَّلَنَا عَلَى كَثِيرٍ مِنْ عِبَادِهِ الْمُؤْمِنِينَ “Dan sungguh, Kami telah memberikan ilmu kepada Dawud dan Sulaiman. Dan keduanya berkata, “Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari banyak hamba-hamba-Nya yang beriman.” Ayat-ayat Al-Quran Tentang Ilmu An-Naml 40 قَالَ الَّذِي عِنْدَهُ عِلْمٌ مِنَ الْكِتَابِ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ فَلَمَّا رَآهُ مُسْتَقِرًّا عِنْدَهُ قَالَ هَذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ “Seorang yang mempunyai ilmu dari Kitab berkata, “Aku akan membawakan singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.” Maka ketika dia Sulaiman melihat singgasana itu muncul di hadapannya, dia pun berkata, “Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku, apakah aku bersyukur ataukah mengingkari nikmat-Nya. Barangsiapa bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk kebaikan dirinya sendiri, dan barangsiapa ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia.” Ayat-ayat Al-Quran Tentang Ilmu Al-Qashas 14 وَلَمَّا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَاسْتَوَى آتَيْنَاهُ حُكْمًا وَعِلْمًا وَكَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ “Dan setelah dia Musa sampai usia dewasa dan sempurna akalnya, Kami anugerahkan kepadanya hikmah kenabian dan pengetahuan. Dan demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.” Ayat-ayat Al-Quran Tentang Ilmu Al-Ankabut 43 Ilustrasi. foto Unplash وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ وَمَا يَعْقِلُهَا إِلَّا الْعَالِمُونَ “Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia. Dan tidak ada yang bisa memahaminya kecuali mereka yang berilmu.” BACA JUGA Ingin Syafaat di Hari Kiamat Kelak? Amalkan 8 Hal Ini Ayat-ayat Al-Quran Tentang Ilmu Al-Ankabut 49 بَلْ هُوَ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ فِي صُدُورِ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَمَا يَجْحَدُ بِآيَاتِنَا إِلَّا الظَّالِمُونَ “Sebenarnya, Al-Qur’an itu adalah ayat-ayat yang jelas di dalam dada orang-orang yang berilmu. Hanya orang-orang dzalim yang mengingkari ayat-ayat Kami.” وَيَرَى الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ الَّذِي أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ هُوَ الْحَقَّ وَيَهْدِي إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ “Dan orang-orang yang diberi ilmu berpendapat bahwa wahyu yang diturunkan kepadamu Muhammad dari Tuhanmu itulah yang benar dan memberi petunjuk bagi manusia kepada jalan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.”[] SUMBER MUTIARAISLAM IDNTIMES 5 Kedudukan Orang Berilmu dalam Al-Qur'an. Ilmu adalah cahaya yang menerangi jalan seorang hamba menuju Tuhannya. Hukum menuntut ilmu adalah fardhu ain yaitu wajib bagi setiap umat muslim. Ilmu dan amal adalah tujuan Allah swt. dalam penciptaan makhluk. Dan sebuah ibadah haruslah dikerjakan atas dasar ilmu yang bermanfaat, yang mendekatkan Orang yang berilmu mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah SWT. Ilustrasi menimba ilmu agama — Pernahkah Anda mendengar bahwa orang yang berilmu atau ulama lebih utama dibandingkan ahli ibadah yang tak berilmu? Allah SWT dalam firman-Nya, mengangkat derajat orang-orang yang mempunyai ilmu. Hal ini sebagaimana penegasan surat Al Mujadilah ayat 11 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu "Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Mahamengetahui apa yang kamu kerjakan..” Sementara itu, dalam Sunan Ad Darimi, diriwayatkan sejumlah hadits terkait dengan keutamaan orang-orang yang berilmu. Di antaranya adalah sebagai berikut Pertama, keutamaan orang berilmu seperti keutamaan Rasulullah SAW dalam konteks transfer ilmu. حَدَّثَنَا مَكْحُولٌ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِي عَلَى أَدْنَاكُمْ ثُمَّ تَلَا هَذِهِ الْآيَةَ { إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ } إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ وَأَهْلَ سَمَاوَاتِهِ وَأَرَضِيهِ وَالنُّونَ فِي الْبَحْرِ يُصَلُّونَ عَلَى الَّذِينَ يُعَلِّمُونَ النَّاسَ الْخَيْرَ Makhul berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Keutamaan seorang yang berilmu dari seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas orang-orang yang paling rendah diantara kalian, kemudian beliau membaca surat Fathir ayat 28, "innama yakhsyallaha min 'ibadihil 'ulama`" bahwa yang takut kepada Allah dari hamba-hambaNya adalah para ulama. Sesungguhnya Allah, para malaikat, penduduk langit dan bumi, serta ikan di lautan selalu bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia'." Baca juga Terpikat Sholat Menjadi Alasan Mualaf Sari Sukma Masuk Islam BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini 3members in the Bundestagstweets community. All Twitter from in an around the German Bundestag
Banyak ayat-ayat al-Quran yang membahas dan menjelaskan tentang kedudukan orang yang beriman dan kedudukan orang yang berilmu di dalam Islam. Peranan ilmu dalam Islam sangat penting sekali. Karena tanpa ilmu, maka seorang yang mengaku mukmin, tidak akan sempurna bahkan tidak benar dalam keimanannnya. Seorang muslim wajib mempunyai ilmu untuk mengenal berbagai pengetahuan tentang Islam baik itu menyangkut aqidah, adab, ibadah, akhlak, muamalah, dan sebagainya. Dengan memiliki pengetahuan dan pemahaman ilmu yang benar, maka diharapkan pengamalannya akan sesuai dengan tuntunan Rasulullah Saw. Allah Ta’ala berfirman dalam surah Al-Mujadalah [58] ayat 11 يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا۟ فِى ٱلْمَجَٰلِسِ فَٱفْسَحُوا۟ يَفْسَحِ ٱللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ ٱنشُزُوا۟ فَٱنشُزُوا۟ يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Tafsir Singkat al-Jalalain Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepada kalian, “Berlapang-lapanglah berluas-luaslah dalam majelis” yaitu majelis tempat Nabi saw. berada, dan majelis zikir sehingga orang-orang yang datang kepada kalian dapat tempat duduk. Menurut suatu qiraat lafal al-majaalis dibaca al-majlis dalam bentuk mufrad maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untuk kalian di surga nanti. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kalian” untuk melakukan shalat dan hal-hal lainnya yang termasuk amal-amal kebaikan maka berdirilah menurut qiraat lainnya kedua-duanya dibaca fansyuzuu dengan memakai harakat damah pada huruf Syinnya niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian karena ketaatannya dalam hal tersebut dan Dia meninggikan pula orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat di surga nanti. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan. Penjelasan Global Sebab turunnya ayat ini diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Muqatil bin Hibban, ia berkata, “Pada suatu hari, yaitu hari jumat, Rasulullah SAW. berada di Suffah mengadakan pertemuan di suatu tempat yang sempit, dengan maksud menghormati pahlawan-pahlawan perang Badar yang terdiri dari orang-orang Muhajirin dan Anshar. Beberapa orang pahlawan perang Badar itu terlambat datang di antaranya Sabit bin Qais. Para pahlawan Badar itu berdiri di luar yang kelihatan oleh Rasulullah mereka mengucapkan salam, “Assalamu’ alaikum Ayyuhan Nabiyyu warahatullahi wabarakatuh”, Nabi SAW. menjawab salam, kemudian mereka mengucapkan salam pula kepada orang-orang yang hadir lebih dahulu dan dijawab pula oleh mereka. Para pahlawan Badar itu tetap berdiri, menunggu tempat yang disediakan bagi mereka, tetapi tidak ada yang menyediakannya. Melihat itu Rasulullah SAW. merasa kecewa, lalu mengatakan, “berdirilah, berdirilah”. Berapa orang yang ada di sekitar itu berdiri, tetapi dengan rasa enggan yang terlihat di wajah mereka. Maka orang-orang munafik memberikan reaksi dengan maksud mencela Nabi SAW. mereka berkata, “Demi Allah, Muhammad tidak adil, ada orang yang dahulu datang dengan maksud memperoleh tempat duduk di dekatnya, tetapi di suruh berdiri agar tempat itu diberikan kepada orang yang terlambat datang.” Maka turunlah ayat ini. Dari ayat ini dapat dipahami Para sahabat berlomba-lomba mencari tempat dekat Rasulullah agar mudah mendengar perkataan beliau yang beliau sampaikan kepada mereka. Perintah memberikan tempat kepada orang yang baru datang, adalah merupakan anjuran, sekiranya hal ini mungkin dilakukan, untuk menimbulkan rasa persahabatan antara sesama yang hadir. Sesungguhnya tiap-tiap orang yang memberikan kelapangan kepada hamba Allah dalam melakukan perbuatan-perbuatan baik, maka Allah akan memberi kelapangan pula kepadanya di dunia dan di akhirat nanti. Memberi kelapangan kepada sesama muslim dalam pergaulan dan usaha mencari kebaikan, berusaha menyenangkan hati saudara-saudaranya, memberi pertolongan dan sebagainya termasuk yang dianjurkan Rasulullah SAW. Beliau bersabda “Allah selalu menolong hamba selama hamba itu menolong saudaranya.” HR. Bukhari dan Muslim Ayat ini menerangkan bahwa jika kamu disuruh Rasulullah SAW. berdiri untuk memberikan kesempatan kepada orang tertentu agar ia dapat duduk atau kamu disuruh pergi dahulu hendaknya kamu berdiri atau pergi, karena ia ingin memberikan penghormatan kepada orang-orang itu atau karena ia ingin menyendiri untuk memikirkan urusan-urusan agama, atau melaksanakan tugas-tugas yang perlu diselesaikan dengan segera. Berdasarkan ayat ini para ulama berpendapat bahwa orang-orang yang hadir dalam suatu majelis hendaklah mematuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam majelis itu atau mematuhi perintah orang-orang yang mengatur majelis itu. Jika dipelajari maksud ayat di atas ada suatu ketetapan yang ditentukan ayat ini, yaitu agar orang-orang menghadiri suatu majelis baik yang datang pada waktunya atau yang terlambat itu, selalu menjaga suasana yang baik, penuh persaudaraan dan saling bertenggang rasa dalam majelis itu. Bagi yang terdahulu datang hendaklah memenuhi tempat yang agak di muka, sehingga orang yang datang kemudian tidak perlu melangkahi atau mengganggu orang yang telah terdahulu hadir dan bagi orang yang terlambat datang hendaklah merasa rela dengan keadaan yang ditemuinya, seperti tidak dapat tempat duduk. Inilah yang dimaksud dengan sabda Nabi SAW. لا يقم الرجل من مجلسه ولكن تفسحوا وتوسعوا Janganlah seseorang menyuruh berdiri, dari tempat-tempat duduk temannya yang lain, tetapi hendaklah ia mengatakan lapangkanlah atau geserlah sedikit. HR. Bukhari Muslim dll. Akhir ayat ini menerangkan bahwa Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman, yang taat dan patuh kepada-Nya, melaksanakan perintah-perintah-Nya, menjauhi larangan-larangan-Nya, berusaha menciptakan suasana damai, aman dan tenteram dalam masyarakat, demikian pula orang-orang yang berilmu yang menggunakan ilmunya untuk menegakkan kalimat Allah. Dari ayat ini dipahami bahwa orang-orang yang mempunyai derajat yang paling tinggi di sisi Allah ialah orang yang beriman, berilmu dan ilmunya itu diamalkan sesuai dengan yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya. Kemudian Allah SWT menegaskan bahwa Dia Maha Mengetahui semua yang dilakukan manusia, tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya, siapa yang durhaka kepada-Nya. Dia akan memberi balasan yang adil, sesuai dengan perbuatan yang telah dilakukannya. Perbuatan baik akan dibalas dengan surga dan perbuatan jahat dan terlarang akan dibalas dengan azab neraka. Sedangkan Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan sebagai berikut Allah Ta’ala akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Maksudnya, janganlah kalian berkeyakinan bahwa jika salah seorang di antara kalian memberi kelapangan kepada saudaranya, baik yang datang maupun yang akan pergi lalu dia keluar, maka akan mengurangi hak-nya. Bahkan hal itu merupakan ketinggian dan perolehan martabat di sisi Allah. Dan Allah Ta’ala tidak menyia-nyiakan hal tersebut, bahkan Dia akan memberikan balasan kepadanya di dunia dan di akhirat. Sesungguhnya orang yang merendahkan diri karena Allah, maka Allah akan mengangkat derajatnya dan akan memasyhurkan namanya. Imam Ahmad meriwayatkan dari Abuth Thufail Amir bin Watsilah, bahwa Nafi’ bin Abdil Harits pernah bertemu dengan Umar bin al-Khaththab di Asafan. Umar mengangkatnya menjadi pemimpin Makkah lalu Umar berkata kepadanya “Siapakah yang engkau angkat sebagai khalifah atas penduduk lembah?” la menjawab “Yang aku angkat sebagai khalifah atas mereka adalah Ibnu Abzi, salah seorang budak kami yang telah merdeka.” Maka Umar bertanya “Benar engkau telah mengangkat seorang mantan budak sebagai pemimpin mereka?” Dia pun berkata “Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya dia adalah seorang yang ahli membaca Kitabullah al-Qur-an, memahami ilmu fara-idh dan pandai berkisah.” Lalu Umar berkata “Sesungguhnya Nabi kalian telah bersabda “Sesungguhnya Allah mengangkat suatu kaum karena Kitab ini al-Qur-an dan merendahkan dengannya sebagian lainnya.” *** Referensi Abdullah bin Muhammad bin Abdurahman bin Ishaq Al-Sheikh, Lubaabut Tafsiir Min Ibni Katsiir Program Harf The Holy Quran
.